Rabu, 29 Januari 2014

Nasyiatul Aisyiyah


Pengertian Nasyiatul Aisyiyah

Menurut bahasa     Tunas-tunas atau kader-kader dari pengikut Aisyiyah.

Menurut istilah  Organisasi remaja putri yang dipersiapkan untuk menjadi bibit/kader guna menggantikan kedudukan ibu-ibu Aisyiyah, dalam rangka meneruskan dan menyempurnakan amal usaha Aisyiyah.



·       Sejarah Berdirinya Nasyiatul Aisyiyah



Nasyiatul Aisyiyah dahulu bernama Siswa Praja Wanita, yaitu perkumpulan khusus remaja putri yang didirikan sekitar tahun 1919 di Yogyakarta oleh Somodirjo dan Hajid, keduanya guru Standart School Muhammadiyah. Perkumpulan ini semula terdiri dari anak-anak putra dan putri namanya “siswa Praja”, dimaksudkan untuk mendidik dan melatih putra putri Islam di luar rumah tangga dan di luar sekolah dengan berbagai bentuk latihan seperti pengajian, tabligh, kepemimpinan, jama’ah subuh, mengadakan peringtan hari besar Islam dan berbagai kegiatan lainnya.

Dalam perkembangan selanjutnya, karena anggota dan kegiatannya cukup banyak, maka dikelompokkan menjadi dua, untuk anak-anak putra namanya “siswa paja pria” dan untuk anak-anak putri namanya “siswa praja wanita” (SPW)

Perkembangan SPW cukup pesat sehingga kegiatan-kegiatannya mulai ditata dan diarahkan. Untuk lebih efektif, maka diadakan pembagian kelompok dan kegiatannya disesuaikan dengan usia kelompok-kelompok tersebut, yaitu :

A.      Thalabus Sa’adah, yaitu kelompok untuk anak-anak usia diatas 15 tahun

B.      Tajmilul Akhlak, yaitu kelompok untuk anak-anak diusia 10-15 tahun
C.      Jami’atul Atfhal, yaitu kelompok anak-anak usia 7-10 tahun, dengan kegiatan dilaksanakan 2kali   dalam seminggu
D. Dirasati Bannat, yaitu kelompok untuk anak-anak kecil dengan bentuk kegiatan yaitu pengajian sesudah maghrib.



Kronologi berdirinya Nasyiatul Aisyiyah adalah :
1. Tahun 1919, perkumpulan Siswa praja Wanita (SPW) didirikan di Yogyakarta, dipelopori oleh Soemodirdjo dan R.H. Hadjid.

2. Tahun 1923, karena kegiatannya semakin berkembang maka perkumpulan Siswa Praja Wanita (SPW)     diintegrasikan kedamal urusan Aisyiyah, sehingga semua kegiatannya dikoordinir oleh ibu-ibu Aisyiyah.

3. Tahun 1924, SPW mendirikan Bustanul Atfhal, yaItu gerakn utnuk membina anak-anak laki-laki dan perempuan usia 4-5 tahun. Pelajaran pokoknya adalah dasr-dasar ke Islaman. Kegiatan lain yaitu menerbitkan buku nyanyian berbahasa Jawa bernama “Pujian Siswa Praja”.

4. Tahun 1926, kegiatan SPW menjangkau di luar Yogyakarta

5. Tahun 1929, Kngres Muhammadiyah ke-18 di Surabaya memutuskan bahwa semua cabang Muhammadiyah diharuskan mendirikan SPW, dengan sebuatan Aisyiyah Urusan Siswa Praja.

6. Tanggal 16 Mei 1931 M atau 28 Dzulhijjah 1349, dalam Kongres Muhammadiyah ke-20 di Yogyakarta Siswa Praja Wanita (SPW) diganti namanya menjadi Nasyiatul Aisyiyah (NASYIYAH), karena anggotanya semakin berkembang luas, akan tetapi masih dibawah koordinasi Aisyiyah. Dengan demikian Nasyiatul Aisyiyah berkembang ke seluruh Indonesia bersama gerak lajunya Aisyiyah dan Muhammadiyah

7. Tahun 1963, pada sidang Tanwir Muhammadiyah, diputuskan bahwa Nasyiatul Aisyiyah ditetapkan menjadi organisasi otonom dilingkungan Persyarikatan Muhammadiyah. Hal tersebut untuk lebih memberikan gerak yang lebih luas kepada Nasyiatul Aisyiyah.

8. Tahun 1965, Nasyiatul Aisyiyah mengadakan musyawarah nasional ke-1, bersamaan dengan penyelenggaraan Muktamar Muhammadiyah ke-36 di Bandung.


Sebagai gerakan remaja putri Islam, Nasyiatul Aisyiyah berkembang menjadi organisasi yang teratur dan tersebar di seluruh tanah air. Nasyiatul Aisyiyah juga memiliki program-program yang terencana, dan melahirkan kader-kader pejuang putri Islam yang akan menggantikan ibu-ibu Aisyiyah sesuai dengan tujuan dan cita-cita Muhammadiyah.



·       Tujuan Nasyiatul Aisyiyah

Adapun tujuan berdirinya Nasyiatul Aisyiyah tercantum dalam Anggaran Dasar (AD) Nasyiatul Aisyiyah yaitu :
“Terbentuknya pribadi putri Islam yang berarti bagi keluarga, Negara, bangsa, dan agama, menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”, Nasyiatul Aisyiyah dalam mencapai tujuannya berusaha melaksanakan dab menjabarkan keberadaan dan fungsi gerkannya dengan mengembangkan visi, dan misi serta usahanya.



·       Kegiatan/Aktivitas Nasyiatul Aisyiyah


Adapun kegiatan Nasyiatul Aisyiyah meliputi berbagai bidang, antara lain adalah :

Menggiatkan pendidikan dan pengajaran Agama Islam, baik teori maupun praktiknya, misalnya bertabligh, membiasakan shalat berjama’ah, mengadakan pemberatasan buta huruf Al-Qur’an, memasyarakatkan busana muslimah dan lain-lain.

Pendidikan kerumah-tanggaan/ keputrian seperti memasak, menjahit, memelihara kebun dan lain-lain.

Pelajaran kesenian seperti menyanyi dan menari, khususnya bagi anak-anak berusia 4-10 tahun.

Pendidikan budi pekerti dan akhlaq mulia, utamanya bagi anak-anaknya berusia 11-15 tahun.

Pelajaran tentang ilmu kesehatan dan kebidanann dan kursus-kursus tentang keorganisasian, keputrian, dan lain-lain, terutama bagi yang berusia 15-25 tahun.

·        
    Semboyan Nasyiatul Aisyiyah dan Maksudnya


Semboyan Nasyiatul Aisyiyah adalah potongan QS Al-Baqarah (2):189, yaitu al birru manit-taqo yang artinya adalah : “kebajikan itu adalah bagi orang yang bertaqwa”. Ayat tersebut dijadikan sebagai semboyan Nasyiatul Aisyiyah, yang maksudnya adalah : “sebenar-benarnya kebajikan, keutamaan, dan predikatnya termulya bagi seseorang terletak pada ketaqwaan kepada Allah SWT”.

Dengan semboyan tersebut diharapkan agar anggota-anggota NA menjadi pribadi muttaqin, yaitu menjadi orang-orang yang bertaqwa kepada Allah SWT.

    Lambang Nasyiatul Aisyiyah dan Maksudnya






Bentuk lambang adalah “Seuntai padi yang berisi duabelas butir padi, berdaun empat helai warna hijau, ditegakkan diatas pita yang bertuliskan semboyan dalam huruf Arab” lambang NA diciptakan oleh KH. Siradj Dahlan dan diputuskan sebagai lambang resmi NA pada kongres Muhammadiyah ke-26 tahun1983 di Yogyakarta. Arti lambang NA adalah sebagai berikut :


A       Makna padi
Semakin berisi semakin merunduk, bahwa setiap anggota NA semakin memperoleh ilmu semakin menjadi manusia yang taat dan tunduk kepada hukum agama dan menjauhkan diri dari sifat takabur. Padi melambangkan kesuburan dan kemakmuran serta memberi manfaat bagi masyarakat.

B       Makna dua belas butir padi

Setiap anggota NA senatiasa bebuat kebaikan sepanjang tahun yang jumlah bulannya ada 12. Selain itu mengandung harapan agar anggota NA mencontoh sikap dan perjuangan “kaum Hawaraly” yaitu 12 sahabat nabi Isa as yang beikrar untuk berjuang membantu nabi Isa as dalam menegakkan agama Islam.



C       Makna empat helai daun, sepasang keatas dan sepasang kebawah

Seperti pepatah:”Patah tumbuh, hilang berganti”, dalam lambang tersebut digambarkan bahkan sebelum pepatah sudah dipersiapkan penggantinya, artinya bahwa NA siap sedia menjadi pewaris dari perjuagan yang telah dilakukan orangtuanya, yakni memperjuangkan kebenaran Agama Islam di tengah-tengah masyarakat selama hayat kandung badan.

Kesimpulan :


Nasyiatul Aisyiyah adalah sebuah organisasi remaja putri yang dipersiapkan untuk menjadi bibit/kader guna menggantikan kedudukan ibu-ibu Aisyiyah, dalam rangka meneruskan dan menyempurnakan amal usaha Aisyiyah. Nasyiatul Aisyiyah berdiri pada Tanggal 16 Mei 1931 M atau 28 Dzulhijjah 1349 di didirikan di Yogyakarta yang dipelopori oleh Soemodirdjo dan R.H. Hadjid. Bertujuan untuk membentuknya pribadi putri Islam yang berarti bagi keluarga, Negara, bangsa, dan agama, menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.




Kritik dan Saran :


Menurut saya, Nasyiatul Aisyiyah ini sebaiknya wajib diikuti oleh setiap remaja putri untuk membentuk pribadi muslim yang baik demi masa depan yang cerah dan melanjutkan keinginan dan cita-cita dari orangtua.