Pengertian Nasyiatul Aisyiyah
Menurut
bahasa → Tunas-tunas
atau kader-kader dari pengikut Aisyiyah.
Menurut
istilah → Organisasi
remaja putri yang dipersiapkan untuk menjadi bibit/kader guna menggantikan
kedudukan ibu-ibu Aisyiyah, dalam rangka meneruskan dan menyempurnakan amal
usaha Aisyiyah.
· Sejarah Berdirinya Nasyiatul Aisyiyah
Nasyiatul
Aisyiyah dahulu bernama Siswa Praja Wanita, yaitu perkumpulan khusus remaja
putri yang didirikan sekitar tahun 1919 di Yogyakarta oleh Somodirjo dan Hajid,
keduanya guru Standart School Muhammadiyah. Perkumpulan ini semula terdiri dari
anak-anak putra dan putri namanya “siswa Praja”, dimaksudkan untuk mendidik dan
melatih putra putri Islam di luar rumah tangga dan di luar sekolah
dengan berbagai bentuk latihan seperti pengajian, tabligh, kepemimpinan,
jama’ah subuh, mengadakan peringtan hari besar Islam dan berbagai kegiatan
lainnya.
Dalam perkembangan
selanjutnya, karena anggota dan kegiatannya cukup banyak, maka dikelompokkan
menjadi dua, untuk anak-anak putra namanya “siswa paja pria” dan untuk
anak-anak putri namanya “siswa praja wanita” (SPW)
Perkembangan SPW cukup
pesat sehingga kegiatan-kegiatannya mulai ditata dan diarahkan. Untuk lebih
efektif, maka diadakan pembagian kelompok dan kegiatannya disesuaikan dengan
usia kelompok-kelompok tersebut, yaitu :
A. Thalabus
Sa’adah, yaitu kelompok untuk anak-anak usia diatas 15 tahun
B. Tajmilul
Akhlak, yaitu kelompok untuk anak-anak diusia 10-15 tahun
C. Jami’atul Atfhal, yaitu kelompok anak-anak usia 7-10 tahun, dengan kegiatan
dilaksanakan 2kali dalam semingguD. Dirasati Bannat, yaitu kelompok untuk anak-anak kecil dengan bentuk kegiatan yaitu pengajian sesudah maghrib.
Kronologi berdirinya Nasyiatul
Aisyiyah adalah :
1. Tahun 1919, perkumpulan Siswa praja Wanita (SPW) didirikan di Yogyakarta, dipelopori oleh Soemodirdjo dan R.H. Hadjid.
1. Tahun 1919, perkumpulan Siswa praja Wanita (SPW) didirikan di Yogyakarta, dipelopori oleh Soemodirdjo dan R.H. Hadjid.
2. Tahun 1923, karena kegiatannya semakin berkembang maka perkumpulan Siswa Praja
Wanita (SPW) diintegrasikan kedamal urusan Aisyiyah, sehingga semua kegiatannya
dikoordinir oleh ibu-ibu Aisyiyah.
3. Tahun 1924, SPW mendirikan Bustanul Atfhal, yaItu gerakn utnuk membina
anak-anak laki-laki dan perempuan usia 4-5 tahun. Pelajaran pokoknya adalah
dasr-dasar ke Islaman. Kegiatan lain yaitu menerbitkan buku nyanyian berbahasa
Jawa bernama “Pujian Siswa Praja”.
4. Tahun 1926, kegiatan SPW menjangkau di luar Yogyakarta
5. Tahun 1929, Kngres Muhammadiyah ke-18 di Surabaya memutuskan bahwa semua cabang
Muhammadiyah diharuskan mendirikan SPW, dengan sebuatan Aisyiyah Urusan Siswa
Praja.
6. Tanggal 16 Mei 1931 M atau 28 Dzulhijjah 1349, dalam Kongres Muhammadiyah ke-20
di Yogyakarta Siswa Praja Wanita (SPW) diganti namanya menjadi Nasyiatul
Aisyiyah (NASYIYAH), karena anggotanya semakin berkembang luas, akan tetapi
masih dibawah koordinasi Aisyiyah. Dengan demikian Nasyiatul Aisyiyah
berkembang ke seluruh Indonesia bersama gerak lajunya Aisyiyah dan Muhammadiyah
7. Tahun 1963, pada sidang Tanwir Muhammadiyah, diputuskan bahwa Nasyiatul
Aisyiyah ditetapkan menjadi organisasi otonom dilingkungan Persyarikatan
Muhammadiyah. Hal tersebut untuk lebih memberikan gerak yang lebih luas kepada
Nasyiatul Aisyiyah.
8. Tahun 1965, Nasyiatul Aisyiyah mengadakan musyawarah nasional ke-1, bersamaan
dengan penyelenggaraan Muktamar Muhammadiyah ke-36 di Bandung.
Sebagai gerakan remaja putri Islam, Nasyiatul Aisyiyah berkembang menjadi organisasi yang teratur dan tersebar di seluruh tanah air. Nasyiatul Aisyiyah juga memiliki program-program yang terencana, dan melahirkan kader-kader pejuang putri Islam yang akan menggantikan ibu-ibu Aisyiyah sesuai dengan tujuan dan cita-cita Muhammadiyah.
· Tujuan Nasyiatul Aisyiyah
Adapun tujuan berdirinya Nasyiatul Aisyiyah tercantum dalam Anggaran Dasar (AD) Nasyiatul Aisyiyah yaitu :
“Terbentuknya
pribadi putri Islam yang berarti bagi keluarga, Negara, bangsa, dan agama, menuju
terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”, Nasyiatul Aisyiyah dalam
mencapai tujuannya berusaha melaksanakan dab menjabarkan keberadaan dan fungsi
gerkannya dengan mengembangkan visi, dan misi serta usahanya.
· Kegiatan/Aktivitas Nasyiatul Aisyiyah
Adapun kegiatan Nasyiatul
Aisyiyah meliputi berbagai bidang, antara lain adalah :
◦ Menggiatkan
pendidikan dan pengajaran Agama Islam, baik teori maupun praktiknya, misalnya
bertabligh, membiasakan shalat berjama’ah, mengadakan pemberatasan buta huruf
Al-Qur’an, memasyarakatkan busana muslimah dan lain-lain.
◦ Pendidikan
kerumah-tanggaan/ keputrian seperti memasak, menjahit, memelihara kebun dan
lain-lain.
◦ Pelajaran
kesenian seperti menyanyi dan menari, khususnya bagi anak-anak berusia 4-10
tahun.
◦ Pendidikan
budi pekerti dan akhlaq mulia, utamanya bagi anak-anaknya berusia 11-15 tahun.
◦ Pelajaran
tentang ilmu kesehatan dan kebidanann dan kursus-kursus tentang keorganisasian,
keputrian, dan lain-lain, terutama bagi yang berusia 15-25 tahun.
·
Semboyan Nasyiatul Aisyiyah dan Maksudnya
Semboyan
Nasyiatul Aisyiyah adalah potongan QS Al-Baqarah (2):189, yaitu al birru
manit-taqo yang artinya adalah : “kebajikan itu adalah bagi orang yang
bertaqwa”. Ayat tersebut dijadikan sebagai semboyan Nasyiatul Aisyiyah, yang
maksudnya adalah : “sebenar-benarnya kebajikan, keutamaan, dan predikatnya
termulya bagi seseorang terletak pada ketaqwaan kepada Allah SWT”.
Dengan
semboyan tersebut diharapkan agar anggota-anggota NA menjadi pribadi muttaqin,
yaitu menjadi orang-orang yang bertaqwa kepada Allah SWT.
Lambang Nasyiatul Aisyiyah dan Maksudnya
Bentuk
lambang adalah “Seuntai padi yang berisi duabelas butir padi, berdaun empat helai
warna hijau, ditegakkan diatas pita yang bertuliskan semboyan dalam huruf Arab”
lambang NA diciptakan oleh KH. Siradj Dahlan dan diputuskan sebagai lambang
resmi NA pada kongres Muhammadiyah ke-26 tahun1983 di Yogyakarta. Arti lambang
NA adalah sebagai berikut :
A
Makna padi
Semakin berisi semakin merunduk, bahwa setiap anggota NA semakin memperoleh
ilmu semakin menjadi manusia yang taat dan tunduk kepada hukum agama dan
menjauhkan diri dari sifat takabur. Padi melambangkan kesuburan dan kemakmuran
serta memberi manfaat bagi masyarakat.
B
Makna dua belas butir padi
Setiap anggota NA senatiasa bebuat kebaikan sepanjang tahun yang jumlah
bulannya ada 12. Selain itu mengandung harapan agar anggota NA mencontoh sikap
dan perjuangan “kaum Hawaraly” yaitu 12 sahabat nabi Isa as yang beikrar untuk
berjuang membantu nabi Isa as dalam menegakkan agama Islam.
C
Makna empat helai daun, sepasang keatas dan sepasang kebawah
Seperti pepatah:”Patah tumbuh, hilang berganti”, dalam lambang tersebut
digambarkan bahkan sebelum pepatah sudah dipersiapkan penggantinya, artinya
bahwa NA siap sedia menjadi pewaris dari perjuagan yang telah dilakukan
orangtuanya, yakni memperjuangkan kebenaran Agama Islam di tengah-tengah
masyarakat selama hayat kandung badan.
Kesimpulan :
Nasyiatul
Aisyiyah adalah sebuah organisasi remaja putri yang dipersiapkan untuk menjadi
bibit/kader guna menggantikan kedudukan ibu-ibu Aisyiyah, dalam rangka
meneruskan dan menyempurnakan amal usaha Aisyiyah. Nasyiatul Aisyiyah berdiri
pada Tanggal 16 Mei 1931 M atau 28 Dzulhijjah 1349 di didirikan di Yogyakarta
yang dipelopori oleh Soemodirdjo dan R.H. Hadjid. Bertujuan untuk membentuknya
pribadi putri Islam yang berarti bagi keluarga, Negara, bangsa, dan agama,
menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Kritik dan
Saran :
Menurut
saya, Nasyiatul Aisyiyah ini sebaiknya wajib diikuti oleh setiap remaja putri
untuk membentuk pribadi muslim yang baik demi masa depan yang cerah dan
melanjutkan keinginan dan cita-cita dari orangtua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar